Ada dua belas tingkatan di dalam PPS Betako Merpati Putih ini.
Tingkatan-tingkatan dalam PPS Betako Merpati Putih dimulai dengan:
- Tingkat Dasar I, tingkatan pertama masih berstatus calon
anggota, walaupun telah berseragam baju atau kaos berwarna putih, celana
hitam, kerah baju merah dengan label nama diri di dada namun sabuk
masih putih polos.
- Tingkat Dasar II, tingkatan kedua dan seterusnya telah memakai seragam anggota tanpa nama diri dengan lambang IPSI dan lambang Merpati Putih di dada serta bersabuk merah polos.
- Tingkat Balik I, sabuk merah (tanpa strip) dengan lambang Merpati Putih di salah satu ujungnya.
- Tingkat Balik II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip jingga di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip kuning di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus I (Khusus Tangan), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip hijau di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus II (Khusus Kaki), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip biru di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus III (Khusus Badan), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip nila di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kesegaran, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip ungu di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip putih di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah dan putih di salah satu ujungnya.
Para anggota berlatih paling tidak dua kali dalam seminggu di suatu
Kelompok Latihan atau biasa disebut Kolat. Setiap kali latihan memakan
waktu sekitar kurang-lebih dua jam. Pada tiap
tahun, yaitu tepatnya setiap
Tahun Baru 1 Suro atau
1 Muharam, seluruh anggota dari
Sabang sampai
Merauke diperbolehkan mengikuti dan berkumpul bersama-sama anggota lainnya di
Yogyakarta, tepatnya di pantai
Parang Kusumo untuk latihan bersama dari semua Tingkatan. Juga diadakan
Napak Tilas di daerah
Bukit Manoreh.
Acara ini sudah merupakan tradisi di dalam perguruan pencak silat ini
yang berguna untuk mengetahui dan dapat bertukar pikiran antar anggota
satu dengan anggota lainnya.
Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) pada tiap tingkatan dibedakan
berdasarkan wilayah. Pada tingkat Dasar I hingga Balik II dilaksanakan
di Cabang (Pengcab). Pada UKT Tingkat Kombinasi I menuju Kombinasi II
dilaksanakan di Daerah (Pengda). Sedangkan UKT untuk tingkat Kombinasi 2
keatas dilaksanakan di Pusat (Parangkusumo, Yogyakarta) baik anggota
dalam negeri maupun luar negeri.
"Mengangkat dua jari tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) di depan
kening. Bersamaan itu pula sambil menarik napas halus disertai tangan
kanan mengepal di depan dada agak ke kiri (di depan jantung) tidak
menempel, badan tegak, pandangan lurus ke depan, muka tegak, kaki
terbuka (selebar sikap sempurna)"
Artinya :
1. Dua jari di depan kening
- Anggota Merpati Putih selalu mengutamakan pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak
- Dua jari juga merupakan lambang perdamaian (kode etik internasional)
sehingga anggota Merpati Putih harus selalu mengutamakan, menjunjung
tinggi menghormati, serta mencintai perdamaian
- Dua jari juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada dua hal yang
selalu ada baik-buruk, siang-malam, ayah-ibu, pria-wanita, untung-rugi,
ada penciptaan-ada ciptaan.
2. Tangan mengepal
- Melambangkan keteguhan hati (waktu menghirup napas) menyatukan
dengan alam, dengan kehendak-Nya, berpasrah diri, menyadari
sedalam-dalamnyabahwa kita hamba Tuhan.
3. Bentuk kaki (sikap sempurnya)
- Melambangkan sikap mandiri, kokoh, tegak, tegap, tegas dengan sikap memandang lurus ke depan.
Arti Baju Seragam Merpati Putih
1.
Baju, terdapat lubang 3 pasang di dekat leher. Warna putih
dengan leher warna merah berbentuk segi lima dengan garis - garis
jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap ujung lengan.
Artinya :
- Warna putih menunjukkan kesucian, ketulusan hati, kepasrahan, keterbukaan hati serta menjunjung tinggi arti perdamaian.
- Leher berbentuk segi lima menggambarkan Pancasila, terdapat juga
jumlah jahitan pada leher tersebut. Ini berarti anggota Merpati Putih
menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.
- Lubang tali kancing mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa di dalam hidup ini terdapat :
TUHAN YME (sang pencipta), ALAM (sumber hidup), DUNIA (kehidupan).
Selain itu juga menggambarkan jumlah janji anggota Merpati Putih yang
sering disebut TRI PRASETYA.
2.
Celana, berwarna hitam menggambarkan ciri khas Pencak Silat
indonesia dan merupakan pakaian khas masyarakat (petani). Warna hitam
juga melambangkan keteguhan hati.
3.
Sabuk, berwarna merah dengan jumlah jahitan 5 jalur
menggambarkan Pancasila. Dalam menggunakan seragam yang telah dilengkapi
dengan menggunakan sabuk merah berarti telah siap sebagai anggota
Merpati Putih yang mengerti makna baik dan buruk serta bertanggung jawab
dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu MERSUDI
PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING. Anggota yang sudah bersabuk
merah sebenarnya memiliki beban tanggung jawab yang besar. Anggota yang
sudah diakui penuh, disumpah melalui janji Anggota. Disitulah perguruan
mulai menanamkan sesuatu yang harus dilaksanakan anggota yaitu :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepada negara dan bangsa sebagai perwujudan alam seisinya.
3. Kepada perguruan sebagai wadah penggaliannya.
Anggota yang masih bersabuk putih merupakan ujian semakin dijiwainya
gerak dalam berlatih pencak silat dan olah napas. Maka akan muncul
semangat dari anggota bersabuk putih untuk mendapat pengakuan dari
Keluarga Besar Perguruan Pencak Silat Merpati Putih.
Arti Lambang PPS Betako Merpati Putih
1.
Bentuk segi lima, PPS Betako Merpati Putih berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.
Garis segi lima berwarna merah, melammbangkan persatuan dan
kesatuan seluruh Keluarga Besar PPS Betako Merpati Putih dalam
mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
3.
Warna dasar biru, melambangkan sikap dan watak perdamaian sebagai pesilat, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.
4.
Tulisan Betako dan Merpati Putih Bermotif Aksara Jawa, melambangkan sumber ilmu Merpati Putih berasal dari tanah Jawa yang merupakan budaya asli bangsa indonesia.
5.
Gambar tangan berwarna hitam (telapak tangan), melambangkan keteguhan hati bagi setiap anggota Merpati Putih.
6.
Warna kuning melingkari tangan, melambangkan kejayaan dari ilmu Merpati Putih.
7.
Burung merpati dengan kepala tunduk, melambangkan sikap dan
watak anggota Merpati Putih, semakin memiliki ilmu semakin mencapai
ketenangan lahir dan batin, seperti falsafah padi (semakin berisi
semakin merunduk).
8.
Pita berwarna merah bertuliskan Merpati Putih berwarna putih, melambangkan warna bendera Pusaka Merah Putih yang melambangkan keberanian dan kesucian.
Guru dan Pewaris
Sang Guru :
Saring Hadi Poernomo (Ayah Mas Poeng dan Mas Budi)
Guru Besar :
Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng)
Budi Santoso Hadi Poernomo (Mas Budi)
Dewan Guru :
Yadi Mintorogo (Mas Yadi)
Soenarjo (Mas Nardjo)
Mulyanto Tambak (Mas Mul)
M. Poerwono (Mas Poer)
Pewaris Muda :
Amos Priono Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng)
Nehemia Budi Setyawan (putra dari Mas Budi)
Perkembangan Merpati Putih
Perkembangan Merpati Putih dari sejak berdiri tanggal 2 April 1963 sampai saat ini dapat dicatat sebagai berikut:
[rujukan?]
- Tahun 1968 mendapat kehormatan melatih anggota seksi I Korem 072 dan Anggota Bataliyon 403/ Diponegoro di Yogyakarta
- Tahun 1973 bekerja sama dengan AKABRI udara dan beberapa tenaga ahli
dari fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada dipimpin oleh Prof .Dr
.Achmad Muhammad, mengadakan penelitian dari segi-segi yang menyangkut
metode latihan Betako Merpati Putih. Hasil penelitian ini mendorong
pengembangan yang lebih luas wawasan Merpati Putih.
- Tahun 1976 mendapat kehormatan melatih para Anggota Pasukan Pengawal Presiden ( PASWAPRES ).
- Tahun 1977 Terbentuk Cabang Jakarta dan sekaligus mendapat peluang melatih para anggota Koppasandha di Cijantung.
- 5 oktober 1978 peragaan hasil latihan oleh Anggota Koppasandha tersebut pada perayaan HUT ABRI.
- Tahun 1983 kerja sama dengan pusat jasmani Militer Komando Pengembangan Pendidikan dan latihan TNI AD
- Tahun 1984 kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta mengadakan penelitian tentang Manfaat latihan Merpati Putih.
- Tahun 1987 kerja sama dengan yayasan jantung sehat dan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, dipimpin oleh Dr.Dede Kuswara.
- Tahun 1987 Tour bersama IPSI ke Eropa dalam misi Budaya Bangsa
- Tahun 1989 Partisipasi dalam pembukaan SEA GAMES di Jakarta
- Tahun 1990 bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
- Tahun 1991 pelatihan Tuna Netra
- Tahun 1992 Membawa dan memperkenalkan Tuna Netra hasil latihan ke Eropa .
- Tahun 1992 Partisipasi latihan untuk Tim PSSI Yunior (Kejuaraan Yunior Asia 1992 ) dan Tim PSSI PRA PIALA DUNIA 1992
- Tahun 1994 Tour persahabatan ke Belanda
- Tahun 1994 bersama KADIN peragaan di Brunei Darussalam
- Tahun 1994 Melatih Tuna Netra Kerajaan Oman
- Tahun 1995 kerja sama dengan yayasan Kartika Destarata (Yayasan
Tunanetra Persit Kartika Chandra Kirana TNI AD ) melatih Tuna Netra
se-Indonesia
- Tahun 2009 bekerja sama dengan PEMPROV DKI Jakarta dalam upaya penyelamatan Sungai Ciliwung dari kerusakan
- Tahun 2010 Pemantapan dan Penyeragaman Pelatih Se Jabotabek dan sekitarnya.
- Tahun 2010 Program Pelatihan Ekskul SD, SMP, SMA
- Tahun 2010 sedang diupayakan kerjasama dengan Palang Merah
Internasional untuk tergabung dalam tim pencari korban bencana alam.
Getaran akan digunakan untuk deteksi lokasi korban bencana alam (banjir,
kebakaran, tanah longsor, dsb)
- Tahun 2011 melakukan pagelaran teater silat berbasis gerakan dan
keilmuan Merpati Putih (tata gerak, power, dan getaran tutup mata) di
Gedung Kesenian Jakarta dengan tema "PENDEKAR KELANA".
Selanjutnya dari Tahun ke Tahun PPS Betako Merpati Putih berkembang
ke seluruh pelosok Tanah Air bahkan Manca Negara. Sampai saat ini telah
terbentuk 10 PENGDA dan 85 Cabang di seluruh Indonesia dan 4 Cabang di
luar negeri.
[rujukan?]
Merpati Putih adalah salah satu perguruan silat yang mendapatkan
akses pada militer khusus dengan dilatihnya para special force Indonesia
seperti Kopassus (TNI-AD), Marinir, Kopaska (TNI-AL), Paskhas (TNI-AU),
Brimob (Kepolisian). Pelatihan ini menunjukkan tidak adanya unsur
klenik atau magis di dalamnya. Merpati Putih juga aktif berpartisipasi
di dalam event-event nasional dan internasional seperti World Martial
Arts Festival dan International Martial Arts.
Para Dewan Guru, Guru Besar, Pewaris, dan Senior senantiasa
mengembangkan secara aplikatif beragam aspek dari getaran. Beberapa
hasil aplikatif dari getaran (vibravision) yang berhasil dikembangkan
oleh Merpati Putih:
[rujukan?]
- Program Normalisasi Diabetes
- Program Pelatihan Tuna Netra (atau siapa saja yang kehilangan daya
lihat karena kecelakaan atau disebabkan oleh penyakit seperti Glukoma,
Retinitis Pigmentosa dan lain-lain)
- Program Pelatihan Tuna Netra yang buta total akibat kerusakan pada mata yang akut
- Program Kecantikan Kulit
- Program 'Lepas Kacamata' bagi mata yang minus, plus, atau silinder
- Program Penghancuran Batu Ginjal (masih tahap riset)
- Regenerasi sel-sel tubuh (program kebugaran untuk manula dan yang menderita penyakit)
- Deteksi radiasi nuklir (bekerja sama dengan BATAN). Hasilnya,
getaran Merpati Putih lebih cepat mendeteksi keberadaan radiasi
dibanding alat dari BATAN
- Deteksi narkoba di Mapolda Metro Jaya (Jakarta, bekerja sama dengan
Brimob DKI Jakarta). Hasilnya, getaran Merpati Putih dapat menunjukkan
lokasi penyimpanan narkoba meski disembunyikan pada mobil, kantong,
jaket, lemari, sepatu, dan yang lainnya.
Pesilat Nasional dan Dunia
Merpati Putih ikut memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara
dengan beberapa anggota yang menjadi pesilat nasional dan dunia seperti:
- Joko Suprihatno (Juara Dunia)[rujukan?]
- Haris Nugroho (Juara Dunia)[rujukan?]
- Dian Kristanto (Juara Dunia, Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2010 di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah)[rujukan?]
Pranala luar